pada Perang Authas. Mereka memiliki suami yang masih pada kaumnya. Hal

para wanita tawanan yang memiliki suami kaum musyrikin, maka sebagian orang

perang Authas, sementara mereka memiliki suami-suami yang ada di kaum mereka,

istri mu`minah yang membantu keimanannya suami." Abu Isa berkata: hadits ini

orang; wanita yang durhaka kepada suaminya dan imam suatu kaum sedang

dia berhak mendapatkan mahar, karena suami telah menghalalkan kemaluannya. Jika terjadi

Jubair berkata: Aku ditanya tentang suami-istri yang bersumpah li'an dimasa kepemimpinan

berkata; Fathimah binti Qais berkata; "Suamiku telah mentalakku tiga kali pada

yang dipelajari selain agama, seorang suami tunduk kepada istrinya, durhaka kepada

menduduki wanita itu layaknya seorang suami menduduki istrinya, wanita itu gemetar

melaknat yaitu mengingkari terhadap nikmat suami, " lalu beliau bersabda: "Dan

bapaknya, atau saudara laki-lakinya, atau suaminya, atau anaknya, atau salah satu

Qais mengajukan gugatan cerai kepada suaminya pada masa Nabi shallallahu 'alaihi

keluar rumah hanya karena kemarahan suamiku, aku tidak keluar rumah kecuali

bisa lebih baik dariku, padahal suamiku adalah Muhammad, ayahku dari keturunan

seorang istri yang bermalam sementara suaminya murka kepadanya dan seseorang yang

seorang istri yang bermalam sementara suaminya dalam keadaan marah dan seorang

yang mengajukan gugatan cerai kepada suaminya tanpa sebab, maka ia tidak

warisannya adalah untuk anak-anak dan suaminya. Sedangkan 'Aqil sisa -nya adalah

dia telah melakukan mula'anah dengan suaminya." Ini merupakan hadits Hasan Gharib