bahwa orang pertama yang membahas takdir di Basrah adalah Ma'bad al-Juhani.

duduk dengan orang-orang yang mengingkari takdir, atau memulai pembicaraan dengan mereka.'

rezekinya, dan apakah dia terkutuk ditakdirkan untuk Neraka atau diberkahi ditakdirkan

Dailami berkata: "Saya bingung tentang takdir ini, dan saya takut hal

berdebat dengan Nabi ﷺ mengenai Takdir. Kemudian ayat berikut diturunkan: 'Pada

dan mengatakan sesuatu kepadanya tentang takdir: Ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah

ketika mereka sedang berselisih tentang Takdir, dan seolah-olah biji delima pecah

kudis?' Beliau menjawab: 'Itu karena Takdir Ilahi. Bagaimana mungkin unta yang

Rasulullah, dan beriman kepada semua takdir, baik yang baik maupun yang

kebaikan, tidak ada yang menolak takdir kecuali doa, dan sesungguhnya seorang

apa yang telah berlalu dari Takdir Ilahi, ataukah dalam perkara yang

ini adalah mereka yang mengingkari takdir Allah. Jika mereka sakit, janganlah

kita tidak seharusnya bergantung pada takdir kita dan berhenti berusaha? Maka

kami sementara kami sedang membahas takdir. Beliau marah hingga wajahnya memerah,

"Tidak ada yang dapat mengubah takdir kecuali doa, dan tidak ada

kepuasannya dengan apa yang Allah takdirkan untuknya, dan dari kesengsaraan anak

s.a.w bersabda: "Allah telah menetapkan takdir lima puluh ribu tahun sebelum

bin 'Abd al-Aziz menanyakan tentang takdir. Dia menulis kepadanya: Pertama-tama, saya

Anda telah membicarakan sesuatu tentang takdir. Anda seharusnya tidak menulis kepada

yang menyatakan bahwa tidak ada takdir dari Allah. Jika salah satu