Diriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah (ﷺ) memerdekakan Safiyyah dan menjadikannya sebagai maharnya.

Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Rafi', ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Adam, ia berkata

Ibn ‘Abbas r.a. berkata bahwa ia sangat ingin bertanya kepada Umar bin al-Khattab r.a. tentang dua istri Nabi ﷺ yang di

Abu Al-Balj meriwayatkan dari Muhammad bin Hatib Al-Jumahi yang berkata bahwa: Rasulullah (ﷺ) bersabda: "Pemisah antara

bersabda: "Siapa pun hamba yang menikah tanpa izin tuannya, maka dia

Dari Ibn Abbas: "Seorang lelaki menjadi Muslim pada masa Nabi, kemudian istrinya menjadi Muslim, maka ia berkata: 'Waha

yang dibacakan kepada kalian dalam Kitab tentang wanita yatim, yang tidak

yang dibacakan kepada kalian dalam Kitab mengenai anak-anak yatim perempuan yang

yang dibacakan kepada kalian dalam kitab tentang anak-anak yatim perempuan yang

yang dibacakan kepada kamu dalam Kitab, tentang anak-anak yatim perempuan yang

salah satu dari kalian, maka nikahkanlah dia. Jika kalian tidak melakukannya,

ridhoi datang kepada kalian maka nikahkanlah dia. Jika kalian tidak melakukannya,

meriwayatkan bahwa: Ibn Abbas berkata: "Nikah mut'ah hanya ada pada awal

dan serius ketika mereka bergurau: Nikah, talak, dan rujuk."

Hurairah bahwa: Rasulullah ﷺ bersabda: "Nikahilah, karena aku akan membanggakan jumlah

laki-laki berkata kepada laki-laki lain: 'Nikahkan putrimu atau saudaramu kepadaku, dengan

beliau bertanya: 'Siapa yang akan menikahinya?' Seorang pria menjawab: 'Saya.' Nabi

telah mengizinkan kami untuk melakukan nikah mut'ah tiga kali, kemudian beliau

akhlaknya dan agama imannya, maka nikahkanlah dia. Jika tidak, akan terjadi

dan bercanda pun adalah serius: nikah, talak, dan rujuk."