Bab Dalam Meminta Izin
حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا أَبَانُ، حَدَّثَنَا يَحْيَى، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ " لاَ تُنْكَحُ الثَّيِّبُ حَتَّى تُسْتَأْمَرَ وَلاَ الْبِكْرُ إِلاَّ بِإِذْنِهَا " . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا إِذْنُهَا قَالَ " أَنْ تَسْكُتَ " .
Abu Hurairah melaporkan bahwa Nabi (ﷺ) bersabda: "Seorang wanita yang telah menikah sebelumnya tidak boleh dinikahkan hingga izinnya diminta, dan seorang perawan tidak boleh dinikahkan tanpa izinnya." Mereka (para sahabat) bertanya, "Apa izinnya, wahai Rasulullah (ﷺ)?" Beliau menjawab, "Izin itu adalah dengan diam."
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
