bapaknya, atau saudara laki-lakinya, atau suaminya, atau anaknya, atau salah satu

Qais mengajukan gugatan cerai kepada suaminya pada masa Nabi shallallahu 'alaihi

keluar rumah hanya karena kemarahan suamiku, aku tidak keluar rumah kecuali

bisa lebih baik dariku, padahal suamiku adalah Muhammad, ayahku dari keturunan

'Apakah perempuan boleh makan bersama suaminya jika dia sedang haidl? '

warisannya adalah untuk anak-anaknya dan suaminya, sedangkan diyat menjadi tanggungan ashabahnya."

perempuan boleh makan bersama dengan suaminya jika dia sedang datang haid?"

"Sesungguhnya anak wanitaku ditinggal mati suaminya dan aku mengkhawatirkan matanya, maka

dan memberikan pilihan kepadanya terhadap suaminya, maka ia memilih dirinya. Suaminya

dimalam hari lalu ia membangunkan suaminya untuk shalat, jika ia enggan

masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, suamiku menceraikan aku dengan talak tiga.

dan memberitahukan kepada beliau bahwa suaminya berada di kancah pertempuran, kemudian

aku tidak melihat selain ia suaminya telah jujur, dan apabila ia

ia melahirkan kandungannya setelah kematian suaminya. Kemudian tatkala ia telah selesai

janda yang ditinggal mati oleh suaminya; mempunyai kedudukan dan berwajah cantik,

seorang istri yang bermalam sementara suaminya murka kepadanya dan seseorang yang

seorang istri yang bermalam sementara suaminya dalam keadaan marah dan seorang

yang mengajukan gugatan cerai kepada suaminya tanpa sebab, maka ia tidak

warisannya adalah untuk anak-anak dan suaminya. Sedangkan 'Aqil sisa -nya adalah

dia telah melakukan mula'anah dengan suaminya." Ini merupakan hadits Hasan Gharib