untuk mendebat ulama, merendahkan orang-orang bodoh dan menarik perhatian manusia. Maka

untuk mendebat ulama, merendahkan orang-orang bodoh serta memalingkan perhatian manusia kepadanya,

larang adalah dua suara orang bodoh dan berdosa. Yaitu menangis dengan

ulama, atau untuk mengolok-olok orang bodoh atau untuk mengalihkan pandangan manusia

rafats dan jangan pula berbuat bodoh. Apabila ada orang yang mengajaknya

kaum yang muda usianya lagi bodoh. Mereka berkata-kata dengan kebaikan, akan

melakukan hal itu dan masa bodoh, maka Allah tidak butuh amalannya

mereka masih muda, pikiran-pikiran mereka bodoh, mereka mengatakan dari sebaik-baik manusia,

manusia akan mengambil pemimpin-pemimpin yang bodoh, tatkala mereka ditanya maka mereka

seorang Arab badui yang masih bodoh, "Tanyakan kepada beliau mengenai orang

membunuhnya. Tidaklah obat orang yang bodoh itu bertanya." 'Atho` berkata, "Telah

setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa

yang berpuasa, maka janganlah berbuat bodoh ketika itu, dan jika seseorang

ketujuh berkata; 'Suami saya impoten, bodoh dan setiap penyakit ada padanya.

akan mengangkat para pemimpin yang bodoh. Apabila mereka, para pemimpin bodoh

yang melakukannya kecuali orang yang bodoh terhadap perintah Allah." Lalu Sa'ad

kamu meskipun dia lemah dan bodoh."

di neraka. Seorang hakim yang bodoh lalu menghancurkan hak-hak manusia, maka

sehingga yang tinggal hanyalah manusia-manusia bodoh, mereka dimintai fatwa, lalu mereka

dan akal mereka pun masih bodoh. Mereka mengatakan sesuatu yang baik