Waktu seorang yang tidak safar dibolehkan menjamak shalat
أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو عَنْ جَابِرِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْمَدِينَةِ ثَمَانِيًا جَمِيعًا وَسَبْعًا جَمِيعًا أَخَّرَ الظُّهْرَ وَعَجَّلَ الْعَصْرَ وَأَخَّرَ الْمَغْرِبَ وَعَجَّلَ الْعِشَاءَ
Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amr dari Jabir bin Zaid dari Ibnu Abbas dia berkata; "Aku shalat bersama Nabi Shallallahu'alaihi wasallam di Madinah delapan rakaat dengan menjama'nya, dan tujuh rakaat dengan menjama'nya, menyegerakan Ashar dan mengakhirkan Maghrib, serta menyegerakan Isya'."
☝️ Salin kutipan hadits diatas“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)