Bab Penahanan dalam Utang dan Keterikatan
حَدَّثَنَا هَدِيَّةُ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ، حَدَّثَنَا النَّضْرُ بْنُ شُمَيْلٍ، حَدَّثَنَا الْهِرْمَاسُ بْنُ حَبِيبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم بِغَرِيمٍ لِي فَقَالَ لِي " الْزَمْهُ " . ثُمَّ مَرَّ بِي آخِرَ النَّهَارِ فَقَالَ " مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ يَا أَخَا بَنِي تَمِيمٍ " .
Telah menceritakan kepada kami Hadiyah bin Abdul Wahhab, telah menceritakan kepada kami An-Nadr bin Shumail, telah menceritakan kepada kami Hirmas bin Habib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata: "Aku datang kepada Nabi ﷺ dengan seorang yang berutang padaku, dan beliau berkata: 'Tahanlah dia.' Kemudian beliau melewatiku di akhir hari dan berkata: 'Apa yang dilakukan tawananmu, wahai saudara Banu Tamim?'"
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
