yang dilakukan Amirul Mukminin dalam masalah manasik. Maka saya katakan; "Wahai manusia, barang siapa yang pernah kami beri sedikit fatwa, hendaknya ia tidak

sungguh saya telah berniat untuk menggabungkan haji dan umrah pada tahun ini. Lalu Ibrahim berkata; Jika ayahmu belum berniat untuk melakukan hal tersebut. Abdur

ayahnya dari Abu Dzar, ia berkata; mut'ah/haji tamattu'/tamattu' berumrah sebelum haji pada bulan-bulan haji kemudian berhaji tanpa harus keluar ke miqatri [ayahnya] dari [Abu Dzar], ia berkata; mut'ah/haji tamattu'/tamattu' (berumrah sebelum haji pada bulan-bulan haji kemudian berhaji tanpa harus keluar ke miqat) adala

sebaik-baik jihad dan yang paling indah adalah haji di Ka'bah atau haji

ayahnya dari Abu Dzar, ia berkata mengenai haji tamattu' berumrah sebelum haji pada bulan-bulan haji kemudian berhaji tanpa harus keluar ke miqat; ia bukani [ayahnya] dari [Abu Dzar], ia berkata mengenai haji tamattu' (berumrah sebelum haji pada bulan-bulan haji kemudian berhaji tanpa harus keluar ke miqat); ia bukan untu

shallallahu 'alaihi wasallam melakukan haji secara

'alaihi wasallam bersabda: "Ikutkanlah antara haji dan umrah, keduanya dapat menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana peniup api menghilangkan kotoran besi,

bahwa ayahku telah mendapatkan kewajiban berhaji, sedang ia dalam keadaan tua renta, tidak mampu untuk tegar diatas kendaraanya. Maka apabila saya mengikatnya

"Iya". Maka beliau bersabda: "Maka lakukanlah haji untuk

mengucapkan do'a talbiyah untuk melakukansallam haji.