Bab Apakah Penduduk Kota Boleh Menjual Barang Penduduk Badui Tanpa Upah dan Apakah Ia Membantunya atau Menasihatinya
حَدَّثَنَا الصَّلْتُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ، حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ـ رضى الله عنهما ـ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم " لاَ تَلَقَّوُا الرُّكْبَانَ وَلاَ يَبِيعُ حَاضِرٌ لِبَادٍ ". قَالَ فَقُلْتُ لاِبْنِ عَبَّاسٍ مَا قَوْلُهُ لاَ يَبِيعُ حَاضِرٌ لِبَادٍ قَالَ لاَ يَكُونُ لَهُ سِمْسَارًا.
Telah menceritakan kepada kami Salat bin Muhammad, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Abdullah bin Thawus, dari ayahnya, dari Ibn Abbas - semoga Allah meridhainya - ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda: "Janganlah kalian menyambut rombongan (pedagang) dan janganlah penduduk kota menjual barang penduduk badui." Maka aku bertanya kepada Ibn Abbas, apa maksudnya dengan tidak menjual barang penduduk badui? Ia berkata, "Ia tidak boleh menjadi makelar baginya."
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
