Bab Tentang Menulis Ilmu
حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ، أَخْبَرَنَا أَبُو أَحْمَدَ، حَدَّثَنَا كَثِيرُ بْنُ زَيْدٍ، عَنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَنْطَبٍ، قَالَ دَخَلَ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ عَلَى مُعَاوِيَةَ فَسَأَلَهُ عَنْ حَدِيثٍ، فَأَمَرَ إِنْسَانًا يَكْتُبُهُ فَقَالَ لَهُ زَيْدٌ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَمَرَنَا أَنْ لاَ نَكْتُبَ شَيْئًا مِنْ حَدِيثِهِ فَمَحَاهُ .
Telah menceritakan kepada kami Nasr bin Ali, telah mengabarkan kepada kami Abu Ahmad, telah menceritakan kepada kami Katsir bin Zaid, dari Al-Muttalib bin Abdullah bin Hantab, ia berkata: Zayd bin Thabit masuk menemui Mu'awiyah dan menanyakan sebuah hadits. Ia memerintahkan seorang untuk menuliskannya. Zayd berkata: Sesungguhnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan kami agar tidak menulis sesuatu pun dari haditsnya, maka ia menghapusnya.
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
