Bab Tentang Mengqadha Nazar untuk Orang yang Sudah Meninggal
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ، أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ، عَنْ أَبِي بِشْرٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، : أَنَّ امْرَأَةً، رَكِبَتِ الْبَحْرَ فَنَذَرَتْ إِنْ نَجَّاهَا اللَّهُ أَنْ تَصُومَ شَهْرًا، فَنَجَّاهَا اللَّهُ فَلَمْ تَصُمْ حَتَّى مَاتَتْ، فَجَاءَتِ ابْنَتُهَا أَوْ أُخْتُهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَأَمَرَهَا أَنْ تَصُومَ عَنْهَا .
Dari Abdullah bin Abbas: Seorang wanita melakukan perjalanan dan bernazar bahwa ia akan berpuasa satu bulan jika Allah menyelamatkannya sampai ke tujuannya dengan selamat. Allah menyelamatkannya sampai ke tujuannya, tetapi ia meninggal sebelum sempat berpuasa. Putri atau saudarinya (perawi meragukan) datang kepada Rasulullah (ﷺ). Maka beliau memerintahkan untuk berpuasa atas namanya.
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
