Rasulullah ﷺ ketika tinggal lima malam lagi dari Dzul-Qa’dah, bermaksud hanya

berangkat dari Arafah, baik di malam atau siang, maka ia telah

ﷺ bersabda: 'Barangsiapa terbangun di malam hari dan mengucapkan saat terbangun:

di bulan Ramadhan dan menghidupkan malamnya dengan shalat, karena iman dan

Abdullah bin Mas'ud bahwa: Pada malam jin, Rasulullah ﷺ berkata kepadanya:

Maha Tinggi’ Al-A‘la 87, ‘Demi malam apabila menutupi’ Al-Lail 92, atau

seolah-olah ia telah membacanya di malam hari.'"

untuk bangun dan shalat di malam hari, tetapi tertidur hingga pagi,

mereka telah melihat hilal pada malam sebelumnya. Rasulullah ﷺ memerintahkan mereka

dan ia tidak tidur sepanjang malam. Dikatakan kepada Nabi ﷺ: 'Si

doaku, jika aku bertemu dengan malam Qadar?" Dia bersabda: "Katakanlah: 'Allahumma

Ubayy bin Ka'b bahwa pada malam ketika beliau ﷺ diisra'kan, Rasulullah

ia seperti orang yang menghabiskan malamnya dalam shalat dan berpuasa di

datang sebelum shalat Fajr pada malam Jam', maka dia telah menyelesaikan

mengucapkannya di siang hari dan malamnya, jika ia mati pada hari

tahu di mana tangannya menghabiskan malam atau di mana ia meletakkannya.'"

ﷺ kembali dari perang Khaibar, malam tiba dan beliau merasa mengantuk,

kami dalam shalat Qiyam shalat malam selama bagian manapun darinya, hingga

aku telah menetapkan Qiyam shalat malam sebagai sunnah untuk kalian. Maka

yang aku nyatakan. Engkaulah yang mengutamakan dan mengakhirkan. Tidak ada Tuhan