yang meninggal dalam keadaan menanggung hutang. Kemudian beliau dihadapkan kepada seorang

pada buah-buahan yang dibelinya, lantas hutangnya bertambah banyak, maka Rasulullah Shallallaahu

wasallam lebih dahulu mengedepankan pembayaran hutang sebelum wasiat. Sesungguhnya saudara-saudara kandung

'alaihi wasallam lebih mendahulukan pembayaran hutang, sebelum pelaksanaan wasiat. Sementara kalian

'alaihi wasallam bersabda: "Penundaan pembayaran hutang yang dilakukan oleh orang yang

yang paling baik dalam membayar hutang."

'anhu berkata; "Aku masih punya hutang puasa Ramadlan. Tetapi aku belum

telah meninggal, padahal ia memiliki hutang puasa selama satu bulan. Apakah

buah yang telah dibelinya, sehingga hutangnya menjadi banyak, maka Rasulullah shallallahu

dari mereka meminta keringanan atas hutangnya dan minta ditangguhkan. Namun dia

'alaihi wasallam dirinya pernah menagih hutang kepada Ibnu Abu Hadrad di

sallam bersabda: "Mengulur-ulur waktu pembayaran hutang bagi yang mampu adalah kezhaliman,

telah meninggal dan meninggalkan untuknya hutang tiga puluh wasaq kepada seorang

Sesungguhnya sahabat kalian tertahan dengan hutangnya." Sungguh aku melihatnya telah membayar

seseorang meninggal dalam keadaan menanggung hutang yang tidak mampu ia lunasi."

'alaihi wasallam ia pernah menuntut hutang kepada Ibnu Abu Hadrad di

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Qudamah dan Muammal bin Hisyam, Ibnu Qudamah berkata; telah mencerita

'alaihi wasallam bersabda: "Menunda membayar hutang bagi orang kaya adalah kezhaliman

Telah menceritakan kepada kami Ash-Shaltu bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Idris dari

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far dari Humaid dari Anas