Bab Larangan Menjual Buah yang Belum Dipanen dengan Ukuran
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ ـ رضى الله عنهما ـ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ الْمُزَابَنَةِ أَنْ يَبِيعَ ثَمَرَ حَائِطِهِ إِنْ كَانَ نَخْلاً بِتَمْرٍ كَيْلاً، وَإِنْ كَانَ كَرْمًا أَنْ يَبِيعَهُ بِزَبِيبٍ كَيْلاً أَوْ كَانَ زَرْعًا أَنْ يَبِيعَهُ بِكَيْلِ طَعَامٍ، وَنَهَى عَنْ ذَلِكَ كُلِّهِ.
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Al-Laits, dari Nafi', dari Ibn Umar -semoga Allah meridhai keduanya- berkata: "Rasulullah ﷺ melarang Al-Muzabana, yaitu menjual buah dari kebun yang belum dipanen, jika itu adalah kurma dengan kurma yang diukur, dan jika itu adalah anggur, maka menjualnya dengan anggur kering yang diukur, atau jika itu adalah tanaman, maka menjualnya dengan ukuran makanan. Dan beliau melarang semua itu."
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
