Bab Jika Seorang Wanita Haid Setelah Melakukan Tawaf Ifadah
حَدَّثَنَا مُسْلِمٌ، حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ، حَدَّثَنَا ابْنُ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ـ رضى الله عنهما ـ قَالَ رُخِّصَ لِلْحَائِضِ أَنْ تَنْفِرَ إِذَا أَفَاضَتْ. قَالَ وَسَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ، يَقُولُ إِنَّهَا لاَ تَنْفِرُ. ثُمَّ سَمِعْتُهُ يَقُولُ بَعْدُ إِنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم رَخَّصَ لَهُنَّ.
Dari Ibn Abbas: "Seorang wanita yang sedang haid diizinkan untuk meninggalkan Mekkah jika ia telah melakukan Tawaf Ifadah." Tawus (seorang sub-perawi) berkata dari ayahnya, "Saya mendengar Ibn Umar berkata bahwa dia tidak akan pergi. Kemudian saya mendengar dia berkata setelah itu bahwa Nabi (ﷺ) telah mengizinkan mereka (wanita haid) untuk pergi."
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
