Bab Apa yang Dapat Diterima dari Orang Buta dan Non-Arab dalam Bacaan
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، عَنْ حُمَيْدٍ، مِثْلَهُ لَمْ يَذْكُرِ التَّطَوُّعَ قَالَ كَانَ الْحَسَنُ يَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ إِمَامًا أَوْ خَلْفَ إِمَامٍ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَيُسَبِّحُ وَيُكَبِّرُ وَيُهَلِّلُ قَدْرَ ق وَالذَّارِيَاتِ .
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail, telah menceritakan kepada kami Hammad, dari Humaid, seperti itu tetapi tidak menyebutkan tentang shalat sunnah. Dia berkata: "Al-Hasan membaca di waktu dzuhur dan ashar sebagai imam atau di belakang imam dengan Fatihah Al-Kitab dan bertasbih, bertakbir, dan bertahlil sebanyak yang dibaca dari Al-Qaf (Surah 50) dan Al-Dhariyat (Surah 51)."
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
