Bab Hamba Tidak Boleh Mengatakan 'Tuhanku dan Tuhanku'
حَدَّثَنَا ابْنُ السَّرْحِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، أَنَّ أَبَا يُونُسَ، حَدَّثَهُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، فِي هَذَا الْخَبَرِ وَلَمْ يَذْكُرِ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ " وَلْيَقُلْ سَيِّدِي وَمَوْلاَىَ " .
Tradisi yang disebutkan di atas juga telah ditransmisikan oleh Abu Hurairah melalui rantai perawi yang berbeda. Versi ini tidak menyebutkan Nabi (Semoga keselamatan dan berkah Allah tercurah kepadanya) yaitu, tidak kembali kepada beliau. Dalam versi ini: Dia harus mengatakan: "Tuhanku" (sayyidi) dan "Pelindungku" (mawlaya).
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
