Bab Larangan Mengatakan 'Tuhanku' dan 'Tuhanku' bagi Budak
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، عَنْ أَيُّوبَ، وَحَبِيبِ بْنِ الشَّهِيدِ، وَهِشَامٍ، عَنْ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ " لاَ يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ عَبْدِي وَأَمَتِي وَلاَ يَقُولَنَّ الْمَمْلُوكُ رَبِّي وَرَبَّتِي وَلْيَقُلِ الْمَالِكُ فَتَاىَ وَفَتَاتِي وَلْيَقُلِ الْمَمْلُوكُ سَيِّدِي وَسَيِّدَتِي فَإِنَّكُمُ الْمَمْلُوكُونَ وَالرَّبُّ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ " .
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah (ﷺ) bersabda: "Janganlah salah seorang di antara kalian mengatakan: "Budakku" (abdi) dan "Buddakuku" (amati), dan seorang budak tidak boleh mengatakan: "Tuhanku" (rabbi atau rabbati). Pemilik (budak) seharusnya mengatakan: "Pemuda saya" (fataya) dan "Gadis saya" (fatati), dan seorang budak seharusnya mengatakan: "Tuan saya" (sayyidi) dan "Nyonya saya" (sayyidati), karena kalian semua adalah (hamba Allah) dan Tuhan adalah Allah, Yang Maha Tinggi.
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
