Bab Tentang Siapa yang Dikatakan, Tidak Boleh Memperbudak
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَسْمَاءَ، حَدَّثَنَا جُوَيْرِيَةُ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم بِمَعْنَى مَالِكٍ وَلَمْ يَذْكُرْ " وَإِلاَّ فَقَدْ عَتَقَ مِنْهُ مَا عَتَقَ " . انْتَهَى حَدِيثُهُ إِلَى " وَأُعْتِقَ عَلَيْهِ الْعَبْدُ " . عَلَى مَعْنَاهُ .
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Asma, telah menceritakan kepada kami Juwairiyah, dari Nafi, dari Ibn Umar, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan makna Malik dan tidak menyebutkan "dan jika tidak, maka ia telah memerdekakan dari apa yang ia merdekakan". Hadisnya berakhir pada "dan budak itu dimerdekakan" dengan maknanya.
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
