Bab Permulaan Wajibnya Puasa
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ شَبُّويَةَ، حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ حُسَيْنِ بْنِ وَاقِدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ يَزِيدَ النَّحْوِيِّ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ } فَكَانَ النَّاسُ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم إِذَا صَلَّوُا الْعَتَمَةَ حَرُمَ عَلَيْهِمُ الطَّعَامُ وَالشَّرَابُ وَالنِّسَاءُ وَصَامُوا إِلَى الْقَابِلَةِ فَاخْتَانَ رَجُلٌ نَفْسَهُ فَجَامَعَ امْرَأَتَهُ وَقَدْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَلَمْ يُفْطِرْ فَأَرَادَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يَجْعَلَ ذَلِكَ يُسْرًا لِمَنْ بَقِيَ وَرُخْصَةً وَمَنْفَعَةً فَقَالَ سُبْحَانَهُ { عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ } . وَكَانَ هَذَا مِمَّا نَفَعَ اللَّهُ بِهِ النَّاسَ وَرَخَّصَ لَهُمْ وَيَسَّرَ .
Diriwayatkan dari Abdullah ibn Abbas: Ibn Abbas menjelaskan ayat Al-Qur'an berikut: "Wahai orang-orang yang beriman! Puasa diwajibkan atas kamu sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu". Pada masa Nabi (ﷺ), ketika orang-orang melaksanakan shalat malam, mereka diminta untuk menahan diri dari makanan dan minuman serta (hubungan dengan) wanita, mereka berpuasa hingga malam berikutnya. Seorang laki-laki mengkhianati dirinya dan berhubungan dengan istrinya setelah dia melaksanakan shalat malam, dan dia tidak membatalkan puasanya. Maka Allah, Yang Maha Tinggi, bermaksud untuk memudahkan (puasa) bagi orang-orang yang tersisa, dengan memberikan keringanan dan kemudahan. Allah, Yang Maha Mulia, berfirman: "Allah mengetahui apa yang kamu lakukan secara sembunyi-sembunyi di antara dirimu." Dengan ini Allah memberikan manfaat kepada orang-orang dan memberikan keringanan serta kemudahan kepada mereka.
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
