dua raka'at, kemudian dia shalat Witir. Kemudian dia berbaring hingga Mu'adh-dhin

beliau mengakhiri dengan satu raka'at witir.”

sempurna dan tidak dipendekkan. Dan witir ketika bepergian adalah sunnah."

kepadaku bahwa Rasulullah ﷺ shalat witir dengan satu raka'at, kemudian ia

صلى الله عليه وسلم dalam Witir. Dia berkata: 'Dia biasa membaca:

biasa shalat dua raka'at setelah witir, sambil duduk.

mencintai yang ganjil, maka kerjakanlah witir, wahai orang-orang Al-Qur'an." Seorang Badui

‘Umar: “Bagaimana seharusnya saya melakukan Witir?” Dia berkata: “Shalat Witir dengan

"Saya bertanya kepada Aisyah tentang Witir Rasulullah ﷺ. Dia berkata: 'Ia

عليه وسلم biasa melakukan shalat Witir dengan tujuh atau lima raka'at,

aku tertinggal, lalu aku shalat Witir. Dia berkata: 'Apa yang membuatmu

antaranya delapan, dan tiga untuk witir, serta dua raka'at setelah subuh.'"

berkata: “Rasulullah ﷺ biasa melakukan Witir dan membaca: ‘Maha Sucikan Nama

bahwa Rasulullah ﷺ biasa melakukan Witir dan membaca: “Maha Suci Nama

Orang-orang Beriman! Ceritakan kepadaku tentang Witir Rasulullah ﷺ.’ Ia berkata: ‘Kami

Diriwayatkan bahwa Aisyah berkata: "Ketika Nabi (ﷺ) shalat dua raka'at sunnah Fajr, beliau berbaring di sisi kanan."

Diriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata: 'Ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم melaksanakan dua raka'at sunnah Fajr, ia

Haqq. Siapa yang ingin, silakan berwitir dengan lima Raka'at, dan siapa

malam, Rasulullah saw melakukan shalat Witir, di awal dan di tengah,

Nabi ﷺ biasa mengerjakan shalat Witir saat menunggangi kendaraannya.