wasallam bersabda: " Keduanya merupakan perkataan dan petunjuk. Maka sebaik-baik perkataan

Bapaknya ia berkata, "Aku ingat perkataan sya'ir ketika memperhatikan wajah Rasulullah

sesuatu. Sungguh, aku pernah mendengar perkataan Khaulah binti Tsa'labah ketika ia

sallam bersabda: "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan kotor, bodoh dan melakukannya, maka

Allah menyenangkan seseorang yang mendengarkan perkataanku lalu menyampaikannya. Berapa banyak orang

akan memperindah seseorang yang mendengar perkataanku kemudian menyampaikannya. Berapa banyak orang

akan memperindah seseorang yang mendengar perkataanku kemudian menyampaikannya. Berapa banyak orang

di katakan oleh penyair adalah perkataan Labid, yaitu; 'Ingatlah segala sesuatu

adalah pengetahuan di dalam hati, perkataan dengan lisan, dan perbuatan dengan

wajah seorang hamba, ia mendengar perkataanku lalu merekamnya dengan hati, kemudian

maka kami pun meninggalkannya karena perkataannya itu."

pensuci dari perbuatan sia-sia dan perkataan kotor orang yang berpuasa, dan

kami, lalu kami mengatakan suatu perkataan. Jika kami telah selesai dan

tidak memisahkannya dengan salam atau perkataan. "

Ishaq bin Manshur berkata mengenai perkataan mereka soal penyembelihan, "Bukan suatu

berpisah. Janganlah kamu mengatakan suatu perkataan yang akan kamu sesali. Dan

di sela-sela raka'at itu dengan perkataan jelek, maka ia seperti mengerjakan

bodoh, berkata dengan menggunakan sebaik-baik perkataan manusia, membaca Al Qur'an namun

yang dikatakan dalam Al-Qur'an berupa perkataan yang baik maka akupun mengatakannya."

namun kita tidak boleh mengucapkan perkataan yang membuat Allah murka. Sekiranya