Syu'bah berkata, "Ada dua orang wanita yang menjadi isteri seorang laki-laki

itulah dia disebut Asy Syahidah wanita yang mati syahid. Kata perawi;

perjanjian pembebasan dirinya. Ia adalah wanita menawan yang selalu menarik perhatian

membebaskan seorang laki-laki dan siapapun wanita yang membebaskan seorang wanita muslimah…."

wa'alaihi wa sallam melarang para wanita ketika melakukan ihram dari memakai

waktu perang Khaibar, ia adalah wanita yang ketujuh. Kemudian hal tersebut

orang yang ia bebaskan. Dan wanita manasaja yang membebaskan seorang wanita

ia berkata, "Ia bertemu seorang wanita dan mencium bau harum darinya,

kami orang yang menipu seorang wanita agar memusuhi suaminya, atau seorang

Bashrah bin Aktsam menikahi seorang wanita, dan seluruh mereka mengatakan dalam

Abdullah pernah menceritakan bahwa seorang wanita Yahudi dari penduduk Khaibar menaburi

laki-laki, sementara ibunya adalah seorang wanita 'Ajam non Arab. Lalu laki-laki

telah menceritakan kepadaku Nabhan -mantan budak yang telah dimerdekakan oleh Ummu

ayahnya yaitu Buraidah bahwa seorang wanita datang kepada Rasulullah shallAllahu wa'alaihi

ia bertanya kepadanya mengenai para wanita, apakah mereka menghadiri peperangan bersama

alah dengan membebaskan seorang budak, sementara wanita itu dibunuh." Abu

keledai, babi, orang Yahudi dan wanita dapat memutuskan shalatnya apabila lewat

Hurairah ia berkata, "Dua orang wanita dari Hudzail saling bunuh, kemudian

halal bagi kalian untuk mewariskan wanita secara paksa, dan janganlah kamu

mencuri tameng dari tempat shalatnya wanita senilai tiga dirham."