Bab Siapa yang Disunahkan untuk Berdiri di Belakang Imam
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ، أَنْبَأَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الأَنْصَارِيِّ، قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا فِي الصَّلاَةِ وَيَقُولُ " لاَ تَخْتَلِفُوا، فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ، لِيَلِيَنِي مِنْكُمْ أُولُو الأَحْلاَمِ وَالنُّهَى، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ " .
Diriwayatkan bahwa Abu Mas’ud Al-Ansari berkata: “Rasulullah ﷺ biasa membelai bahu kami (untuk memastikan barisan lurus) saat shalat, sambil berkata: ‘Jaga (barisan) agar tetap lurus, jangan saling berbeda agar hati kalian tidak mengalami perpecahan. Biarkan orang-orang yang berakal dan bijaksana berdiri paling dekat dengan saya, kemudian orang-orang yang di belakang mereka, lalu orang-orang yang di belakang mereka.’”
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
