Bab Apa yang Dikatakan tentang Kesederhanaan dalam Wudhu dan Ketidaksukaan untuk Berlebihan di Dalamnya
حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَاقَ الشَّافِعِيُّ، إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْعَبَّاسِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرٍو، سَمِعَ كُرَيْبًا، يَقُولُ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ، يَقُولُ بِتُّ عِنْدَ خَالَتِي مَيْمُونَةَ فَقَامَ النَّبِيُّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ فَتَوَضَّأَ مِنْ شَنَّةٍ وُضُوءًا يُقَلِّلُهُ فَقُمْتُ فَصَنَعْتُ كَمَا صَنَعَ .
Diriwayatkan bahwa 'Amr mendengar Kuraib berkata: 'Saya mendengar Ibn 'Abbas berkata: 'Saya bermalam di rumah bibi saya Maimunah, dan Nabi (ﷺ) bangkit dan berwudhu dari kantong air tua, dan ia melakukan wudhu yang singkat. Kemudian saya bangkit dan melakukan seperti yang ia lakukan.
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
