Bab Siapa yang Menggunakan Wewangian Kemudian Mandi dan Tersisa Aroma Wewangian
حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ، قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْتَشِرِ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ فَذَكَرْتُ لَهَا قَوْلَ ابْنِ عُمَرَ مَا أُحِبُّ أَنْ أُصْبِحَ، مُحْرِمًا أَنْضَخُ طِيبًا. فَقَالَتْ عَائِشَةُ أَنَا طَيَّبْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ طَافَ فِي نِسَائِهِ ثُمَّ أَصْبَحَ مُحْرِمًا.
Dari Muhammad bin Al-Muntathir, dari ayahnya, bahwa ia bertanya kepada Aisyah tentang ucapan Ibn 'Umar (yaitu ia tidak suka menjadi muhrim sementara aroma wewangian masih tercium dari tubuhnya). Aisyah berkata, "Aku telah meminyaki Rasulullah (ﷺ) dan ia mengunjungi semua istrinya, dan di pagi hari ia sudah muhrim (setelah mandi)."
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
