Bab Kebencian terhadap Nyanyian dan Tiupan Seruling
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا مُطْعِمُ بْنُ الْمِقْدَامِ، قَالَ حَدَّثَنَا نَافِعٌ، قَالَ كُنْتُ رِدْفَ ابْنِ عُمَرَ إِذْ مَرَّ بِرَاعٍ يَزْمُرُ فَذَكَرَ نَحْوَهُ . قَالَ أَبُو دَاوُدَ أُدْخِلَ بَيْنَ مُطْعِمٍ وَنَافِعٍ سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى .
Nafi berkata: Saya sedang duduk di belakang Ibn ‘Umar di atas unta ketika ia melewati seorang penggembala yang sedang meniup seruling. Ia kemudian menyebutkan sisa tradisi tersebut dengan cara yang serupa. Abu Dawud berkata: Di antara Mut’im dan Nafi terdapat nama seorang perawi, Sulaiman bin Musa.
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
