Bab Tentang Cara Masuk
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا سَيَّارٌ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فِي سَفَرٍ فَلَمَّا ذَهَبْنَا لِنَدْخُلَ قَالَ " أَمْهِلُوا حَتَّى نَدْخُلَ لَيْلاً لِكَىْ تَمْتَشِطَ الشَّعِثَةُ وَتَسْتَحِدَّ الْمُغِيبَةُ " . قَالَ أَبُو دَاوُدَ قَالَ الزُّهْرِيُّ الطُّرُوقُ بَعْدَ الْعِشَاءِ . قَالَ أَبُو دَاوُدَ وَبَعْدَ الْمَغْرِبِ لاَ بَأْسَ بِهِ .
Jabir bin Abdullah berkata: "Kami bersama Rasulullah (s.a.w) dalam perjalanan, ketika kami akan masuk, beliau bersabda: 'Tunggu sampai kami masuk di malam hari, agar wanita yang berantakan dapat merapikan dirinya dan wanita yang suaminya pergi dapat membersihkan dirinya.'" Abu Dawud berkata: "Al Zuhri berkata: '(Larangan ini berlaku) ketika seseorang tiba setelah shalat malam.'" Abu Dawud berkata: "Tidak ada masalah untuk datang (kepada keluarganya) setelah shalat maghrib."
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
