Bab Tentang Seorang Pria yang Masuk kepada Istrinya Sebelum Memberinya Sesuatu
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ الْبُرْسَانِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم " أَيُّمَا امْرَأَةٍ نُكِحَتْ عَلَى صَدَاقٍ أَوْ حِبَاءٍ أَوْ عِدَةٍ قَبْلَ عِصْمَةِ النِّكَاحِ فَهُوَ لَهَا وَمَا كَانَ بَعْدَ عِصْمَةِ النِّكَاحِ فَهُوَ لِمَنْ أُعْطِيَهُ وَأَحَقُّ مَا أُكْرِمَ عَلَيْهِ الرَّجُلُ ابْنَتُهُ أَوْ أُخْتُهُ " .
Amr bin Shu'aib atas nama ayahnya berkata bahwa kakeknya melaporkan bahwa Rasulullah (ﷺ) bersabda: Seorang wanita yang menikah dengan mahar atau hadiah atau janji sebelum akad nikah berhak atasnya; dan apa yang ditetapkan untuknya setelah akad nikah adalah milik orang yang memberikannya. Seorang pria lebih berhak menerima sesuatu yang diberikan sebagai hadiah atas nama putrinya atau saudarinya (daripada jenis hadiah lainnya).
☝️ Salin kutipan hadits diatasDonasi operasional website
Rp 10,000
Rp 30,000
Rp 50,000
Rp 100,000
Rp 1,000,000
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’/34: 39)
