yang telah Allah tetapkan atas anak-anak wanita Adam, maka mandilah, kemudian

Abu Bakar dan Utsman -keduanya anak Abu Syaibah- secara makna, keduanya

ungan persusuan sebagaimana pengharaman hubungan anak nasab." Abu Isa berkata; "Ini

secara zhalim melainkan wajib bagi anak Adam untuk bertanggung jawab atas

shallallahu 'alaihi wasallam dengan bagian anak panah yang tajam ketika berumrah

yang lebih mereka senangi daripada anak-anak. Ketika waktu Asar tiba, beliau

Allah atas kaum wanita dari anak keturunan Adam. Karena itu, lakukanlah

kebebasan masuk rumah mereka bagi anak-anak yang telah dijadikan mahram karena

dapat mencukupi keperluanku dan kepeluan anak-anakku, kecuali bila aku ambil hartanya

wanita yang sedang bermain bersama anak mereka masing-masing. Tiba-tiba datang seekor

meminta izin kepadaku untuk menikahkan anak mereka dengan Ali bin Abu

atas firman-Nya: 'Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah sebagai cobaan'. Qs. Al-Anfaal

mereka memperselisihkan kepada Ali mengenai anak yang dilahirkan oleh seorang wanita

ke dalam surga karena satu anak panah, yaitu: Pembuatnya yang menginginkan

Rabi'ah telah datang dan diikuti anak dan saudaranya, kemudian ia berteriak;

kepada 'Auf dan 'Mu'awwidz kedua anak 'Afra` ketika Saudah binti Zam'ah

orang yang memandikan Ummu Kultsum anak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika

dalam perkara yang tidak dimiliki anak Adam, dan dalam bermaksiat kepada

Bakr serta Utsman keduanya adalah anak Abu Syaibah, mereka berkata; telah

wasallam menikahiku sedang saya adalah anak yang berumur enam tahun, dan